Laporan Khusus : KH Abdul Wasik Hannan, Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo
Madinah – Musim haji menjadi tempat berkumpulnya seluruh umat Islam dari penjuru dunia. Tak terkecuali muslim dari Negeri China.
Wakil Katua Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH Abdul Wasik Hannan, menuliskan catatan pengalamannya bersama jemaah calon haji (JCH) asal China di musim haji tahun ini.
Kiai Wasik, merupakan salah satu JCH Kabupaten Probolinggo kloter 35 embarkasi Surabaya. Catatan itu Beliau tulis pada Jumat (24/5/2024), saat masih berada di Madinah.
Dalam tulisannya, Kiai Wasik menerangkan saat jemaah asal China berdiri berjajar menunggu giliran masuk ke masjid Nabawi untuk salat subuh. Kiai Wasik pun juga ngantre.
Bergiliran masuk ke Raudhoh, tulis Kiai Waisk, merupakan kebijakan baru. “Juga harus menunjukkan surat izin,” tulisnya.
Kebijakan itupun harus dipatuhi oleh semua jemaah. Termasuk jemaah asal China.
Nah, ketika sudah berada di dalam masjid Nabawi, Kiai Wasik tak mau melewatkan untuk duduk bersila bersama warga dari Negeri Tirai Bambu itu. Foto bersama, sudah pasti.
Jejak Islam di Negeri China
Dalam tulisan tentang Muslim China, Beliau juga menjelaskan historis Islam di China. Disebutkan, bahwa Islam masuk China pada awal abad ke-7, atau tahun 678 Masehi pada masa dinasti Tang.
KH Abdul Wasik Hannan (tanpa rompi) bersama jemaah asal China. (Foto: KH Abdul Wasik Hannan)
Dituliskan dalam kitab sejarah Chiu T’ang Siu, pemerintahan China menerima kunjungan diplomatik kerajaan Arab dibawah Khalifah Utsman Bin Affan.
Adalah Sa’ad Bin Abi Waqqas yang jadi utusan Khalifah Utsman, bersama 15 orang rekannya untuk menyebarkan agama Islam di China. Kaisar Yung Wei pun membuka pintu lebar-lebar.
Bahkan, Kaisar Yung mengizinkan pembanguman masjid yang diberi nama Huaisheng atau masjid Memorial di Canton.
Masjid pertama itu menjadi tonggak awal penyebaran agama Islam di China. Hingga akhirnya lahirlah seorang muslim sejati yang berlayar ke pelosok dunia, Cheng Ho. (Admin)
