Liputan Khusus : KH Abdul Wasik Hannan, Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo
Madinah – Ada banyak masjid bersejarah di Madinah. Satu diantaranya adalah masjid Al-Ghomamah. Masjid ini dibangun di lokasi Rasulullah menunaikan salat Ied.
Ya. Masjid Al-Ghomamah dibangun dengan latar sejarah menarik. Tentunya sejarah ketika Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Sejarah masjid Al-Ghomamah ini ditulis singkat oleh Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo, KH Abdul Wasik Hannan. Kiai Wasik, begitu beliau disapa, merupakan salah satu jemaah calon haji (JCH) Kabupaten Probolinggo kloter 35 embarkasi Surabaya.
Kiai Wasik pun berkunjung ke masjid Al-Ghomamah bersama rombongan pada Jumat, 24 Mei 2024. Tak luput, Kiai Wasik mendokumentasikan momen penting di depan masjid bersejarah ini.
Kiai Wasik menjelaskan, masjid ini dibangun di tempat saat Rasulullah menunaikan ibadah salat Ied. Ketika itu, terik matahari sangat menyengat. Tapi panas sinar matahari tak menyurutkan niat Rasulullah dan umat Islam untuk tetap beribadah.
Tapi di tengah panas matahari, tulis Kiai Wasik, tiba-tiba datang awan mendung dan Rasulullah tidak kepanasan. Nah, dalam bahasa Arab mendung berarti ghomamah. “Karena itu masjid ini kemudian diberi nama Al-Ghomamah,” tulisnya.
Masjid ini letaknya di barat daya dari masjid Nabawi. Masjid tersebut dibangun di era Turki Utsmani. “Materialnya dari batu Madinah, hajar habas,” tulis Kiai Wasik.
Diketahui, hingga Jumat (24/5) JCH Kabupaten Probolinggo masih berada di Madinah. Selama di Madinah, jemaah mengunjungi beberapa tempat penting. Seperti makam Rasulullah, pemakaman Baqi’, dan tempat bersejarah umat Islam lain. (Admin)