Syiar Ramadan: Menyambut Ramadan, Menuju Surga

Share

Oleh: KH Moh Barzani, Ketua Komisi Dakwah MUI Kabupaten Probolinggo

Kraksaan – “Bulan Ramadan adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Barang siapa yang menyambut gembira datangnya bulan Ramadan, maka sama halnya telah menuju surga“.

Itulah petikan ceramah agama yang disampaikan oleh Ketua Komisi Dakwah dan Ukhuwah Islamiyah MUI Kabupaten Probolinggo, KH Moh Barzani dalam program “Syiar Ramadan” MUI Kabupaten Probolinggo. Program tersebut disiarkan melalui siaran Radio Bromo FM, radio milik Pemkab Probolinggo.

Kiai Moh Barzani menuturkan, bulan suci Ramadan adalah bulan mulia agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. Secara harfiah, Ramadan berarti panas menyenget atau bermakna membakar. “Ini karena matahari di bulan Ramadan lebih menyengat dibanding bulan-bulan lain,” tuturnya.

Makna membakar dimaksud yakni karena di bulan Ramadan waktu yang tepat untuk membakar semua dosa yang pernah dilakukan. “Tentunya dosa tersebut dibakar dengan kegiatan ibadah dan amal sodaqoh,” ujarnya.

Dengan cara membakar dosa itulah, maka umat Islam punya kesempatan untuk menata ulang kehidupan ke depannya. Menata dengan menjalankan ibadah dan sodaqoh yang dilakukan selama bulan Ramadan di bulan-bulan berikutnya.

Kiai Barzani menyampaikan bahwa, bagi mereka yang menyambut gembira datangnya bulan Ramadan maka diharamkan api neraka baginya. “Ini karena amal-amal kebaikan selama Ramadan begitu banyak dan mencegah umat Islam masuk neraka,” tuturnya.

Sementara maksud dari syaitan dibelenggu, lanjutnya, karena syaitan tidak punya kesempatan untuk mengganggu kaum muslimin. Ini karena umat Islam banyak melakukan ibadah selama Ramadan. “Mulai dari berpuasa, salat tarawih, salat witir, dan bersodaqoh,” kata Kiai Barzani.

Kiai Barzani juga menyampaikan tentang kejadian luar biasa pada bulan Ramadan. Yakni malam Lailatul Qadr. Allah menerangkannya dalam surat Al-Qadr:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya:
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Kiai Barzani menjelaskan, kaum muslimin meyakini bahwa malam-malam pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan akan memanfaatkannya dengan salat malam, berzikir, taubat sebenar-benarnya. “Karena malam Lailatul Qadar merupakan malam istimewa,” katanya.

Masih banyak kejadian penting umat Islam di bulan Ramadan, yang dapat meningkatkan keimanan kaum muslimin. Kiai Barzan berharap agar setiap muslim dapat mengambil hikmah bulan Ramadan, dengan harapan menjadi penghuni surga. Aamiin. (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *