Kraksaan – MUI Kabupaten Probolinggo mengeluarkan maklumat tentang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-80. Maklumat itu salah satunya melarang adanya penampilan waria.
Maklumat tentang peringatan HUT RI ke-80 itu berisi dua hal. Pertama, imbauan bagaimana memaknai dan mengisi kegiatan hari kemerdekaan. Kedua, larangan kegiatan tertentu dalam mengisi kegiatan HUT RI ke-80.
Untuk hal pertama, umat Islam khususnya warga Kabupaten Probolinggo, hendaknya memaknai HUT RI sebagai wujud syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia. Umat Islam juga disarankan untuk mendoakan para pahlawan.
Berikutnya, mengisi kemerdekaan sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Umat Islam juga wajib mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam maklumat itu juga mengatur tentang beberapa larangan kegiatan dalam memperingati HUT RI ke-80. Seperti, larangan penggunaan sound horeg sebagaimana yang ditetapkan dalam fatwa MUI Jawa Timur nomor 1 tahun 2025.
Maklumat MUI Kabupaten Probolinggo ini juga melarang sajian penampilan waria dalam kegiatan HUT RI, dan tampilan maksiat lainnya.
Umat Islam, juga diimbau untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban umum. Tentunya dengan tetap memperhatikan waktu salat selama menggelar kegiatan HUT RI ke-80. Maklumat ditandatangani oleh Ketua Umum, KH Munir Kholili dan Sekretaris Umum H Taufik.
Sekretaris Umum MUI Kabupaten Probolinggo, H Taufik, mengatakan bahwa maklumat tersebut menjadi pedoman bagi kita dalam memperingati HUT RI ke-80. “Sehingga yang kita lakukan sesuai syariat Islam,” katanya.
H Taufik melanjutkan, maklumat MUI Kabupaten Probolinggo khusus momen hari kemerdekaan RI itu sesuai dengan visi Bupati Probolinggo yakni Sejahtera, Amanah, Religius, dan eksis berdaya saing. “Jadi Kabupaten Probolinggo ini yang religius,” lanjutnya.
Dengan adanya maklumat itu pula, ia berharap agar peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tidak menciderai nilai-nilai agama Islam. (Admin)


