Forkopimca Nyatakan Petilasan Syekh Maulana Ishaq di Krucil Tidak Benar

Share

Krucil – Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Plus Krucil, Kabupaten Probolinggo menyatakan bahwa petilasan Syekh Maulana Ishaq di Desa Kalianan tidak benar. Pernyataan itu diambil lewat rakor yang juga dihadiri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Krucil, Kamis (22/6/2023) di kantor kecamatan setempat.

Ketua MUI Kecamatan Krucil ustaz Imam Abdul Malik mengatakan, dirinya tidak bisa hadir langsung dalam rakor dan diwakilkan kepada sekretaris ustaz Mahfud. Akan tetapi, ia sudah memberikan pendapat untuk disampaikan dalam rakor tersebut.

Ustaz Imam menjelaskan, pendapat MUI Kecamatan Krucil sejalan dengan MWCNU Krucil. Dimana, tempat yang disebut-sebut sebagai petilasan Syekh Maulana Ishaq di Desa Kalianan itu tidak benar. “Kami minta agar tulisan ‘Petilasan Syekh Maulana Ishaq’ di tempat itu dihapus,” katanya.

Selain itu, MUI Krucil juga meminta kepada Perhutani sebagai pihak yang berwenang dalam pengelolaan lahan di kawasan tersebut untuk tidak memberikan izin kegiatan di lokasi tersebut.

Nah, dua permintaan tersebut diamini oleh jajaran Forkopimca Krucil. Bahkan secara tegas, pihak Perhutani tidak pernah mengeluarkan izin kegiatan di tempat tersebut.

Rakor itu kemudian menghasilkan empat keputusan:

Pertama, menyatakan bahwa tempat yang disebut-sebut petilasan Syekh Maulana Ishaq di kawasan hutan lindung Perhutani di Desa Kalianan tidak benar.

Kedua, Perhutani tidak mengeluarkan izin penggunaan bahan di Desa Kalianan.

Ketiga, demi menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat maka, segala kegiatan yang mengumpulkan orang banyak (kegiatan keagamaan, Red) di kawasan tersebut untuk sementara dihentikan sampai ada kesepakatan musyawarah mufakat.

Keempat, dengan tidak hadirnya Habib Ali Assegaf dan Gus Abdul Qodir (penyelenggara sholawatan di tempat tersebut) maka musyawarah akan dijadwalkan ulang.

Diketahui, sebuah tempat di Desa Kalianan, Kecamatan Krucil mendadak banyak dikunjungi masyarakat lantaran disebutkan sebagai petilasan Syekh Maulana Ishaq. Bahkan, beberapa kali kegiatan sholawatan digelar di tempat tersebut oleh salah satu kelompok.

Namun, Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH Abdul Wasik Hannan meragukan kebenaran petilasan tersebut. (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *